Tradisi Adat Masyarakat Aceh : Tidak Terpisah Dengan Budaya Islam

Cityawesome.com – Tradisi Adat Masyarakat Aceh. Indonesia menjadi negara yang kaya dengan adat budaya daerah. Sangking kayanya, di setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda – beda dan memiliki ciri khas nya tersendiri.

Tidak terkecuali dengan provinsi di ujung kulon Indonesia. Nangroe Aceh Darussalam merupakan provinsi yang berada di ujung pulau sumatera. Selain itu provinsi ini juga sering di sebut dengan Serambi Mekkah. Hal ini di karenakan penduduknya yang mayoritas beragam Islam.

Jika berbicara mengenai adat dan tradisi, Aceh sendiri memiliki adat tradisi yang mengikuti syariat islam. Jika kamu penasaran apa saja tradisi adat masyarakat aceh. Di sini Setempuan sudah merangkumnya khusus untuk kamu.

Berikut adalah beberapa tradisi adat masyarakat Aceh yang tidak ketinggalan dengan kebudayaan Islam.

1. Meugang

Tradisi adat masyarakat Aceh yang lainnya adalah Meugang. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dalam konteks yang islami. Biasanya Meugang berlangsung selama 3 kali dalam setahun yaitu saat menjelang bulan Ramadan, hari raya Idul Fitri dan juga hari raya Idul Adha.

Bahkan perantau juga akan pulang untuk merayakan Meugang bersama keluarga dan menikmati olahan daging sapi dan kerbau yang menjadi ciri khas dari Meugang itu sendiri.

2. Khanduri Pang Ulee

Saat perayaan maulid nabi, biasanya masyarakat aceh akan menggelar sebuah tradisi khusus yaitu Khanduri Pang Ulee. Tradisi ini akan di adakan di masjid atau lapangan yang juga tersedia banyak makanan dan kue.

Uniknya dari acara ini adalah, setiap tempat sudah tertulis nama – nama para tamu agar duduk di tempat yang sesuai dengan namanya. Selain itu, jika makanan saat acara masih tersisa, maka para tamu di haruskan membawa pulang makanan yang tersisa itu.

3. Jak ba Tanda

Suku Aceh memiliki kebudayaan yang terbilang unik dan berbeda untuk menyambut sebuah pernikahan. Jak ba Tanda merupakan sebuah tradisi yang di lakukan setelah proses lamaran atau biasa di sebut Ba Ranup.

Saat lamaran di terima, biasanya keluarga pihak laki – laki akan melakukan peukong haba. Peukong haba sendiri merupakan sebuah pembicaraan yang membahas tentang waktu untuk melangsungkan pernikahan. Tidak hanya itu saja, di dalam peukong haba juga membahas tentang jumlah tamu yang akan di undang, hingga jenis dan jumlah mahar yang akan di berikan.

Sebenarnya tradisi ini juga di sebut – sebut merupakan pengaruh dari budaya yang berasal dari Arab dan juga India. Nantinya keluarga pihak laki – laki akan membawa makanan khas Aceh, buah – buahan, dan juga perhiasan.

4. Peutron Aneuk

Tradisi adat yang satu ini biasanya di adakan untuk menyambut kelahiran bayi. Penduduk yang baru memiliki seorang bayi akan mengadakan acara Peutron Aneuk tepat saat bayi berusia antara 44 hari, 3 bulan, 5 bulan bahkan hingga 7 bulan.

Selain itu, masyarakat juga memilih untuk tidak membawa bayi keluar rumah jika belum di adakan Peutron Aneuk. Dalam tradisi ini nantinya bayi juga akan di cicipi berbagai rasa makanan yang bertujuan untuk membuat indera perasanya lebih sensitif.

Akan ada banyak makanan saat tradisi ini di adakan mulai dari air zamzam, kurma, ayam panggang, hingga buah – buahan. Biasanya tradisi Peutron Aneukdipimpin oleh pemuka agama yang sekaligus bertugas untuk membacakan doa.

5. Peusijuek

Tradisi Peusijuek memiliki tujuan agar mendapatkan keselamatan, ketenangan, dan juga berkat. Biasanya tradisi ini di lakukan bersamaan dengan tradisi lainnya mulai dari pernikahan, syukuran, dan acara lainnya.

Selain untuk mendapat ketenangan, tradisi Peusijuek di adakan sebagai bentuk rasa sukur sekaligus memohon perlindungan. Dalam tradisi ini juga nantinya akan di sediakan dalong yang di gunakan untuk meletakan bahan yang di pakai dalam tradisi Peusijuek.

6. Tulak Bala

Saat bulan safar, masyarakat akan menggelar tradisi yang bernama Tulak Bala. Hal ini di karenakan bulan safar yang di yakini sebagai bulan yang kurang baik dan identik dengan cuara yang berubah – ubah.

Nantinya masyarakat akan beramai – ramai pergi menuju sungai dan pantai untuk menggelar doa dan makan bersama. Bahkan di beberapa daerah juga menggelar acara mandi kembang bersama. Tradisi ini akan di pimpin oleh seorang teuku untuk memimpin doa.

Itulah beberapa tradisi adat masyarakat Aceh yang mengikuti syariat Islam. Hal ini tentunya di katakan sangat wajar, mengingat masyarakat Aceh yang mayoritasnya beragama Islam.***