Wisata kampung Wae Rebo menawarkan kegiatan menjelajah alam dan budaya yang menarik untuk Anda. Kampung ini terletak di sebuah wilayah yang terpencil di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Keunikannya adalah pada arsitektur rumah adat Manggarai yang berbentuk kerucut yang sudah hampir punah. Hanya kampung ini saja yang masih menggunakan rumah kerucut sebagai tempat tinggalnya. Kampung yang lain sudah menggunakan rumah biasa yang lebih modern.
Wisata kampung ini merupakan salah satu daya tarik wisata menarik yang ada di pulau Flores tentunya selain destinasi utama pulau Komodo. Ada beberapa keunikan dan cerita menarik tentang wisata kampung Wae Rebo yang berada di ketinggian dan sangat indah.
Harus Menempuh Perjalanan Panjang Untuk Sampai Disini
Untuk mencapai kampung Wae Rebo, pintu masuk utama menuju kawasan ini adalah dari bandara Komodo di Labuan Bajo Manggarai barat. Dari Labuan Bajo, Anda harus kembali melakukan perjalanan darat dengan kendaraan bermotor atau mobil selama sekitar 5-6 jam hingga ke pos pemberhentian terakhir. Di pos inilah kendaraan terakhir dapat masuk. Selanjutnya Anda harus berjalan kaki mendaki perbukitan untuk mencapai puncak kampung.
Trekking Sekitar 4-5 Jam
Setelah sampai di pemberhentian terakhir selanjutnya Anda harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki menuju puncak. Warga kampung Waerebo biasanya menempuh perjalanan hanya sekitar 2 jam dari bawah untuk mendaki ke kampung. Akan tetapi orang biasa bisa memerlukan 4-5 jam bahkan lebih tergantung dari stamina si pendaki. Maka dari itu untuk menuju kampung Waerebo sebaiknya lakukan latihan fisik untuk mendaki sebelum berani menjelajah. Meski begitu, sepanjang perjalanan Anda akan di suguhkan pemandangan menarik perbukitan, pohon, lembah, jurang, dan satwa liar yang menghuni hutan.
Rumah Adat Yang Unik
Bentuk rumah adat Manggarai Flores sangatlah unik dengan berbentuk kerucut dan meruncing di atasnya. Dan rumah tersebut mendapatkan sebutan Mbaru Niang. Rumah tradisional ini hanya satu-satunya yang masih berupa living monumen dimana penduduk kampung masih tinggal di dalamnya. Di beberapa tempat lain di kawasan Manggarai, rumah adat hanya sebagai monumen saja dan tidak di tinggali.
Keunikan rumah inilah yang membuat banyak orang mampir datang ke Waerebo baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Jumlah rumah adat di kampung ini ada 7 buah yang memiliki filosofi tersendiri. Selain rumahnya yang berbentuk melingkar, pola kampung juga melingkar dengan puasat di tengah sebagai lokasi upacara adat.
Tidak Ada Listrik dan Sinyal Seluler
Jika Anda bebergian ke kampung Waerebo, Anda harus siap melepaskan sinyal seluler dan juga listrik. Sumber listrik di kampung ini tidak 24 jam, hanya hidup dari malam hari sekitar pukul 18.30 dan di matikan saat pukul 22.00. Hal itu karena sumber listrik utama di daerah ini berupa genset. Tidak ada listrik dari PLN yang mencapai daerah ini.
Begitupun dengan sinyal provider telepon seluler. Dengan jarak yang cukup jauh, maka Anda tidak dapat mengakses sinyal seluler. Akan tetapi sekarang sudah tersedia WiFi di kampung bagi Anda yang ingin berselancar di internet. Tapi meski sulit sinyal dan listrik, pemandangan malam hari di kampung Wae Rebo sangat memukau dengan bintang-bintang yang indah.
Masyarakat Yang Ramah
Karakter masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang ramah terhadap pendatang sepertinya juga berlaku disini. para penduduk yang terbiasa berinteraksi dengan tamu menjadi sangat ramah bila bertemu denga orang baru. Selain itu juga banyak kegiatan yang dapat Anda lakukan selain melihat rumah adat seperti pergi ke kebun melihat keseharian penduduk, bertani kopi, dan lain sebagainya. Jadi pengalaman yang Anda dapatkan jika berkunjung ke kampung Waerebo tentunya akan sepadan dengan perjalanan yang Anda tempuh.